Hembusan angin malam
mulai, menyelinap masuk kedalam pori-pori wajah, seorang perempuan yang
mengenakan jeans hitam, dengan balutan kemeja coklat muda tengah berjalan
menyusuri taman kota. Hanya silauan lampu taman yang menemani jalan sunyinya.
“
Untuk apa anda mengikuti saya ? “ ucap Dara. Laki-laki itu diam sambil melirik
kearah kanan dan kiri tubuhnya “Aroma parfum kamu sampai ke sini” ucap Dara
santai “hidung kamu tajam juga, Saya hanya memastikan bahwa kamu memang ingin
pulang” jawab Jo dari kejauhan. “ Saya tidak ingin ada yang mengikuti saya!
Lebih baik anda pulang sekarang!” pintah Dara tegas, air mukanya berubah saat
Jo berada tepat didepan wajahnya. Wajah mulus yang dilukisi oleh eyeshadow yang
tipis, dan dilapisi warna merah muda lembut di bibir tipisnya, menambah
kecantikan Dara.
“
Anda sama saja dengan yang lain!” “ setelah kalah! anda pulang!” ucap Jo. “Anda
tidak ada hak untuk melarang saya! Saya ingin pulang atau tidak itu terserah
saya!” Emosi Dara sudah terkumpul diujung ubun-ubun kepalanya. Entah apa yang
difikirkan oleh Jonathan Alexander, seorang laki-laki blasteran Indo-Inggris tentang
kelakuan Dara Nasution yang sekarang satu perusahaan dengannya. “ Saya ingin
kamu bisa menerima pendapat dari CEO tadi” ucap Jo sambil menggenggam pundak Dara,
sehingga aroma parfumnya timbul. “ Jo, siapa yang tidak sakit hati, kalo hasil
desain kamu di ubah seenaknya oleh banyak orang!” kali ini emosi Dara sudah
mulai tidak terkontrol. “ saya sudah seminggu buat desain itu tapi apa
hasilnya, diubahkan!” “ saya fikir desain bangunan itu akan membuat saya lebih
dihargai di perusahaan itu! Tapi apa ?” lanjut Dara dengan raut wajah kesal.
“Dara Lesson to me! desain kamu bagus! tapi hanya perlu ada
sedikit pembenahan di fondation
bangunan dan ukuran yang kamu berikan tidak sesuai dengan apa yang diminta
perusahaan.” Kata Jo. “ okay! I know
about that but please hargai saya
kali ini ! Tolong kamu bicara dengan CEO perusahaan perusak karya orang itu. Bahwa
buat desain enggak segampang coret desain anak orang” “ oh ya one more surat pengunduran diri saya
akan datang besok pagi! Selamat malam Tuan Arsitek!” ucap Dara yang pergi
meninggalkan Jo ditengah taman sendirian.
***
Udara pagi mulai mengambang didalam
kulit wajah, aroma parfum bunga Lilly mulai memenuhi seluruh sudut kamar tidur.
Dinding kamar yang dilapisi cat berwarna putih dengan sedikit corak batik di
setiap sudut atap plafon, dan beberapa poster pesawat type Boeing dan airbus dari berbagai jenis, serta ukuran, yang
tampak menempel kokoh di dinding kamar, kertas karton putih berserakan diatas
meja kerja, macam-macam desain bangunan tergeletak begitu saja, tanpa ada finish working dari pembuatnya. Setangkai
bunga putih yang tertata didalam vas bening menambah suasana nyaman didalam
kamar tidur itu. Dara berdiri menyandar di kusen jendela, sambil mengenggam
cangkir yang berisi cappucino hangat. Lensa matanya tertuju pada kolam renang
yang ada di bawah apartemen minimalis miliknya. Dara mencoba untuk mengingat
kembali kejadian malam tadi, senyum manis mulai terlukis di wajahnya. Bezz.... bezz.... suara handphone begetar,
Dara bergegas mengambil handphonenya “Halo...” jawab dara singkat “Dara!!!! Apa
yang kamu lakukan ? kamu berhenti kerja!! Kepala kamu kebentur apa malam
tadi?!” suara melengking yang khas itu membuat cappucino Dara sedikit menjadi
bergetar.
“Sof, saya hanya mengundurkan diri
dari perusahaan itu” jawab Dara pelan. “ Apa ?!! kamu bilang “hanya”, kamu itu
udah bagus-bagus dapat tempat kerja yang ternama kayak gitu! Dan kamu sekarang
bilang “hanya” mengundurkan diri?” “Dara come
on kalo kamu berhenti, kamu mau
kerja apa ? Jakarta ini keras Dara!!” tukas Sofia. Perempuan cerewet itu adalah
teman Dara yang sekarang bekerja sebagai Pramugari disalah satu, maskapai
penerbangan ternama di Indonesia. “Sof saya bisa mencari pekerjaan apa saja
yang saya inginkan! Jadi tidak perlu cemas seperti itu” kali ini suara Dara
sudah mulai naik, Sofia menjadi diam sejenak. “oke begini saja, temui saya di
Cafe Kemang jam 3 sore nanti, ada yang mau saya tunjukan dengan kamu” “ bye,
honey” suara telepon dimatikan.
***
Bersambung....